Senin, 03 Desember 2012

makalah manajemen judul ''perencanaan'' (planning)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
     Kebanyakan manajer menghabiskan waktunya untuk memikirkan apa yang terjadi di masa depan. Hasil pengamatannya bisa dalam bentuk pemahaman secara informal terhadap kegiatan di masa depan yang harus dilaksanakan, ddan bisa dalam bentuk pernyataan formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

B.     Rumusan masalah
1.      Mengapa perencanaan harus dilakukan dalam manajemen?
2.      Apakah manfaat dari perencanaan?
3.      Bagaimana perencanaan dalam suatu manajemen?

C.     Tujuan Masalah
1.      Mampu memahami aspek yang terkandung dalam perencanaan.
2.      Mengaplikasikan perencanaan dalam kehidupan.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian perencanaan
Secara definitif, stoner dan wankel (1993) memperkenalkan istilah perencanaan strategis (strategic planning) sebagai proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan kebijakan dan program yang diperluakan untuk mencapai sasaran tertentu dalam rangka mencapai tujuan, dan penetapan metode yang dibutuhkan untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dapat dileksanakan sesuai dengan kemampuan  dan kondisi yang berkembang.
Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan  manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat berpengaruh  terhadap unsur-unsur manajemen  lainnya, seperti merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang direncanakan.
Dalam islam, konsepsi perencanaan dengan berbagai variannya direncanakan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyawarah dengan orang-orang yang berkompeten, orang yang cermat dan luas pandangannya dalam menyelesaikan persoalan. Ketentuan ini bersandar pada petunjuk allah.
!$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% žwÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqœR öNÍköŽs9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù Ÿ@÷dr& ̍ø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. Ÿw tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ  
“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[1] jika kamu tidak mengetahui”
Dalam suatu hadis Rasulullah saw bersabda,
“Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut itu baik, ambilah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.” (HR. Ibnul Mubarak)
Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut.[2]
1.      Hasil yang ingin di capai
2.      Orang yang akan melakukan
3.      Waktu dan skala prioritas
4.      Dana (kapital)

B.     Tujuan perencanaan
Tujuan perencanaan adalah menunjang tercapainya sebuah tujuan. Dengan menganalisis tujuan yang akan dicapai dapat di tentukan kegiatan-kegiatan yang perlu dijalankan hal ini kemudian di tuangkan ke dalam kebijakan-kebijakan. Kebijakan merupakan pedoman yang dibuat atau ditentukan terlebih dahulu sehubungan dengan tindakan yang perlu di tempuh sebagai pedoman kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
C.     Unsur-unsur perencanaan[3]
Dalam suatu rencana biasanya mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
a.       Tujuan organisasi
Tujuan organisasi merupakan unsur dari suatu rencana. Tujuan itu bersifat materiil, dapat pula bersifat moral. Bersifat materiil,misalnya mencapai keuntungan sebesar-besarnya, sedangkan yang bersifat moral misalnya perusahaan bertujuan mensukseskan program pemerintah di bidang sandang pangan atau bertujuan memberi kesempatan kerja pada anggota masyarakat yang menganggur.
b.      Kebijakan organisasi
Kebijakan organisasi merupakan salah satu unsur yang ada dalam suatu perencanaan. Kebijakan itu merupakan peraturan atau pedoman yang digariskan bagi tindakan organisasi untuk mencapai tujuan dengan hasil yang baik.
c.       Prosedur
Prosedur merupakan serangkaian tindakan yang akan dijalankan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan organisasi. Untuk itu sebuah rencana harus juga memuat prosedur, yang memuat pelaksanaan yang harus dituruti sesorang dalam melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d.      Bujet
Bujet merupakan ikhtisar dari hasil-hasil yang diharapkan untuk dicapai dan pengeluaran yang diperluakan untuk mencapai hasil tersebut. Bujet atau anggaran ini biasanya dinyatakan dalam angka.
e.       Program
Program adalah campuran dari kebijakan dan anggaran, yang dimaksudkan untuk menerapkan suatu rangkaian tindakan untuk waktu yang akan datang.
D.    Manfaat perencanaan [4]
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, sebagai contoh :
a.       Membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
b.      Membantu mengoordinasi tindakan-tindakan di berbagai bagian dalam organisasi.
c.       Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional organisasi dengan lebih jelas.
d.      Membantu penempatan tanggung jawab dengan lebih tepat.
e.       Mendelegasikan kekuasaan untuk bertindak lebih lancar, karena adanya berbagai kebijakan, prosedur, dan skedul yang telah digariskan lebih dahulu.
f.       Memudahkan dalam melakukan koorganisasi diantara berbagai bagian organisasi.
g.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami.
h.      Menghemat waktu, usaha dan dana.
E.     Kendala dalam perencanaan
    Kadangkala dalam perencanaan bisnis, seseorang melihat suatu kegiatan usaha hanya semata-mata berdasarkan faktor keuntungan yang sifatnya sesaaat. Iya tidak memikirkan bagaimana jangka panjang bisnis tersebut. Banayk sekali orang yang berfikiran seperti berikut sehingga banyak pebisnis yang gulung tikar.
Dunia usaha juga tidak hanya memikirkan keuntungan material. Dunia usaha harus memiliki sasaran yang pasti. Dalam jangka panjang, di samping keuntungan yang bersifat material, perusahaan juga harus memikirkan keuntungan yang bersifat sosial. Untuk meraih dua macam keuntungan itu, maka diperlukan perencanaan yang matang.  Intinya hambatan dalam perencanaan adalah banyak orang yang tergiur dengan keuntungan jangka pendek.
    Sebenarnya, jika kita melihat sejarah kehidupan para rasulallah saw., kendala itu selalu dijadikan sebagai peluang dan bukan dianggap sebagai hambatan. Kendala itu dijadikan sebgagai sebuah peluang untuk meningkatkan kulaitas kerja. Allah berfirman dalam surat al-insyiroh :5-6
bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ   ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ                                                                                                             
“ karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Pada umumnya, seseorang selalu menginginkan berbagai kemudahan. Padahal di lain sisi, kemudahan-kemudahan tersebut tidak akan ada kecuali setelah melalui berbagai kesulitan. Kesuksesan seseorang yang sesungguhnya adalah kesuksesaan ketika ia dapat mengatasi masalah. Seseorang yang berhasil, katakanlah seorang manajer yang berhasil, pada hakikatnya belum dapat dikatakan berhasil jika ia tidak pernah mendapatkan masalah.
Dalam hadist rasullallah bersabda
‘’...ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan, bersama kesusahan ada jalan keluar, bersama kesulitan ada kemudahan.’’ (HR.Tirmizi)
Seseorang manajer yang memimpin sebuah perusahaan karena faktor keturunan dan tidak melalui proses perjuangan, sebenarnya bukan manajer yang sukses. Manajer yang sukses adalah manajer yang mampu mengatasi maslaah dan yang mampu menjadikan masalah sebagi peluang. Ada sebuah cara untuk menyikapi sebuah masalah menjadi peluang, yaitu kita tidak boleh berhenti bekerja terus menerus merencanakan dengan matang, dan melakukan sesuatu yang direncanakan.
Dalam surat al-insyiroh :7-8. Allah berfirman  :
#sŒÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ   4n<Î)ur y7În/u =xîö$$sù ÇÑÈ 
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.[5]dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
Makna ayat diatas adalah kita tidak boleh diam dan jangan diam. Rencanakanlah untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang lain jika satu pekerjaan telah diselesaikan. Jadi, sebuah masalah sebenarnya merupakan sesuatu yang pasti yang akan ada dalam setiap kehidupan, setiap waktu, dan setiap keadaan.[6]
F.      Tahapan Perencanaan
Sebuah perencanaan berawal dari sebuah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dan kemampuan bisa berarti analisis yang bersifat fisik dan juga psikis atau kejiwaan. Analisis yang bersifat psikis dapat digambarkan dengan masyarakat yang merasa tidak butuh, sehingga perlu diberikan penyadaran.
Di samping analisis kebutuhan dan kemampuan, perlu dilakukan pula analisis kekuatan dan kelemahan.
Jika dalam perencanaan anda telah mengetahui kekurangan serta kelemahannya, hal itu sebuah tahapan yang sangat bagus. Sebuah perencanaan yang sangat matang, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan, kemudian berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan itu.
Tahap pertama adalah analisis kebutuhan, kedua adalah analisis kebutuhan, dan yang ketiga adalah penyusunan langkah kerja.
G.    Evaluasi perencanaan
Evaluasi harus dilakukan pada setiap tahapan perencanaan. Evaluasi harus dilakukan pada awal, tengah, dan akhir. Artinya pada setiap ospek perencanaan  harus dilakukan evaluasi.pada tahap analsis kebutuhan harus ada evaluasi, pada analisis kemampuan harus di evaluasi, pada tahap penyusunan langkah kerja haruas  ada evaluasi. Evaluasi itu harus menjawab apakah bisnis yang dijalankan di butuhkan atau tidak?
Apakah pengusaha itu memliki kemmapuan untuk menjalankan bisnis?apakah penyususnann kerja telah efektif? Itulah tiga pertanyaan yang harus dijawab dalam evaluasi perencanaan.
Hasil dari evaluasi yang dilakukan diharapakan menjadi feedbeck yang kuat, sehingga perencanaan yang dilakukan benar-benar matang. Kematangan perencanaan terjadi setelah ada evaluasi.evaluasi terhadap perencanaan dapat dilakuakan dengan melakukan uji berbagai indikator yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tujuan evaluasi atas perencanaan ini adalah agar perencanaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti.[7]

F.      Kiat kiat perencanaan yang baik
Sebuah perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan berikut.
1.      Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik. Standar baik dalam agama islam adalah yang sesuai dengan ajaran islam. Kita tidak boleh melakukan sebuah perencanaan untuk melakukan kegiatan usaha yang dilarang dalam islam.
2.      Dipastikan betul bahwa sesuatu yang dilakuakan memiliki banyak manfaat. Manfaat ini bukan sekedar untuk orang melakukan perencanaan, tapi juga untuk orang lain. Jika merencanakan sesuatu sekedar untuk kepentingan pribadi, maka usaha itu tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, perlu diperhatikan manfaat yang relatif bersifat lama.
3.      Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan. Untuk merencanakan bisnis, maka seorang pengusaha harus banyak mendengar dan membaca agar dapat memepertanggungjawaban segala hal yang dilakukannya.
4.      Dilakukan study bunding (benchmark). Benchmark adalah melakuakan studi terhadap praktik terbaik dari perusahaan sejenis yang telah sukses menjalankan bisnisnya.
5.      Dipikirkan prosesnya.

Planning efektif harus dapat memenuhi formula 5W+1H, yaitu [8]:
1.      Menetapkan tujuan yang hendak dicapai atau harus dapat menjawab pertanyaan what (apa tujuan yang hendak dicapai?).
2.      Menetapkan alasan dilakuakan hal tersebut atau harus dapat menjawab pertanyaan why (mengapa hal tersebut perlu dilakukan?).
3.      Menetapkan dimana kegiatan itu dilaksanakan atau harus menjawab pertanyaan where (dimana hal tersebut akan dilakukan? ).
4.      Menetapkan waktu pelaksanaan atau harus menawab pertanyaan when (kapan hal tersebut akan dilakukan?).
5.      Menetapkan orang-orang yang tepat atau harus menjawab pertanyaan who (siapa yang akan melaksanakannya?).
6.      Menetapkan cara tujuan itu dapat dicapai atau harus dijawab pertanyaan how (bagaimana cara melakuakannya?).




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan  manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat berpengaruh  terhadap unsur-unsur manajemen  lainnya, seperti merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang direncanakan. Tujuan perencanaan adalah menunjang tercapainya sebuah tujuan. Dengan menganalisis tujuan yang akan dicapai dapat di tentukan kegiatan-kegiatan yang perlu dijalankan hal ini kemudian di tuangkan ke dalam kebijakan-kebijakan. Kebijakan merupakan pedoman yang dibuat atau ditentukan terlebih dahulu sehubungan dengan tindakan yang perlu di tempuh sebagai pedoman kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu  manfaat yang dapat kita ambil adalah Membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.



















Daftar Pustaka

Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, dkk, Manajemen Syariah, Gema Insani, Jakarta:2003
Dra. Hj. Sukwiyati, dkk, Ekonomi, Yudhistira, Bandung: 2007
Pribadi Setiyanto S.E.,MA, dkk, Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok: 2006
Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta: 2003





[1] Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitab-kitab.                                                                                        
[2] Didin Hafidhududdin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah, Gema Insani Press. Jakarta: 2003.hal.77
[3] Pribadi Setiyanto dkk, ekonomi.fakultas ekonomi universitas indonesia depok : 2006. Hal. 96.
[4] Ibid,
[5] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.
[6] Didin Hafidhududdin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah, Gema Insani Press. Jakarta: 2003 hal.79-81
[7] Ibid hal.85-87

[8] Sukwiyati,dkk, ekonomi, yudhistira, bandung:2007. Hal.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar