BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kebanyakan manajer menghabiskan waktunya
untuk memikirkan apa yang terjadi di masa depan. Hasil pengamatannya bisa dalam
bentuk pemahaman secara informal terhadap kegiatan di masa depan yang harus
dilaksanakan, ddan bisa dalam bentuk pernyataan formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
B.
Rumusan masalah
1.
Mengapa perencanaan harus dilakukan
dalam manajemen?
2.
Apakah manfaat dari perencanaan?
3.
Bagaimana perencanaan dalam suatu
manajemen?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mampu memahami aspek yang terkandung
dalam perencanaan.
2.
Mengaplikasikan perencanaan dalam
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
perencanaan
Secara
definitif, stoner dan wankel (1993) memperkenalkan istilah perencanaan
strategis (strategic planning) sebagai proses pemilihan tujuan organisasi,
penentuan kebijakan dan program yang diperluakan untuk mencapai sasaran
tertentu dalam rangka mencapai tujuan, dan penetapan metode yang dibutuhkan
untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dapat dileksanakan
sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang
berkembang.
Perencanaan
merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah
awal untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan.
Ia sangat berpengaruh terhadap
unsur-unsur manajemen lainnya, seperti
merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang
direncanakan.
Dalam
islam, konsepsi perencanaan dengan berbagai variannya direncanakan berdasarkan
konsep pembelajaran dan hasil musyawarah dengan orang-orang yang berkompeten,
orang yang cermat dan luas pandangannya dalam menyelesaikan persoalan.
Ketentuan ini bersandar pada petunjuk allah.
!$tBur
$uZù=yör&
ÆÏB
y7Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í
ûÓÇrqR
öNÍkös9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ)
óOçGYä.
w tbqçHs>÷ès?
ÇÍÌÈ
“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan[1]
jika kamu tidak mengetahui”
Dalam
suatu hadis Rasulullah saw bersabda,
“Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah
akibatnya, maka jika perbuatan tersebut itu baik, ambilah dan jika perbuatan
itu jelek, maka tinggalkanlah.” (HR. Ibnul Mubarak)
Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut.[2]
1.
Hasil
yang ingin di capai
2.
Orang
yang akan melakukan
3.
Waktu
dan skala prioritas
4.
Dana
(kapital)
B.
Tujuan
perencanaan
Tujuan perencanaan adalah menunjang tercapainya sebuah tujuan.
Dengan menganalisis tujuan yang akan dicapai dapat di tentukan
kegiatan-kegiatan yang perlu dijalankan hal ini kemudian di tuangkan ke dalam
kebijakan-kebijakan. Kebijakan merupakan pedoman yang dibuat atau ditentukan
terlebih dahulu sehubungan dengan tindakan yang perlu di tempuh sebagai pedoman
kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
C.
Unsur-unsur
perencanaan[3]
Dalam suatu rencana biasanya mengandung unsur-unsur sebagai
berikut.
a.
Tujuan
organisasi
Tujuan
organisasi merupakan unsur dari suatu rencana. Tujuan itu bersifat materiil,
dapat pula bersifat moral. Bersifat materiil,misalnya mencapai keuntungan
sebesar-besarnya, sedangkan yang bersifat moral misalnya perusahaan bertujuan
mensukseskan program pemerintah di bidang sandang pangan atau bertujuan memberi
kesempatan kerja pada anggota masyarakat yang menganggur.
b.
Kebijakan
organisasi
Kebijakan
organisasi merupakan salah satu unsur yang ada dalam suatu perencanaan.
Kebijakan itu merupakan peraturan atau pedoman yang digariskan bagi tindakan
organisasi untuk mencapai tujuan dengan hasil yang baik.
c.
Prosedur
Prosedur
merupakan serangkaian tindakan yang akan dijalankan untuk mempermudah
pelaksanaan kegiatan organisasi. Untuk itu sebuah rencana harus juga memuat
prosedur, yang memuat pelaksanaan yang harus dituruti sesorang dalam melakukan
suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d.
Bujet
Bujet merupakan
ikhtisar dari hasil-hasil yang diharapkan untuk dicapai dan pengeluaran yang
diperluakan untuk mencapai hasil tersebut. Bujet atau anggaran ini biasanya
dinyatakan dalam angka.
e.
Program
Program adalah
campuran dari kebijakan dan anggaran, yang dimaksudkan untuk menerapkan suatu
rangkaian tindakan untuk waktu yang akan datang.
D.
Manfaat
perencanaan [4]
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, sebagai contoh :
a.
Membantu
manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
b.
Membantu
mengoordinasi tindakan-tindakan di berbagai bagian dalam organisasi.
c.
Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasional organisasi dengan lebih
jelas.
d.
Membantu
penempatan tanggung jawab dengan lebih tepat.
e.
Mendelegasikan
kekuasaan untuk bertindak lebih lancar, karena adanya berbagai kebijakan,
prosedur, dan skedul yang telah digariskan lebih dahulu.
f.
Memudahkan
dalam melakukan koorganisasi diantara berbagai bagian organisasi.
g.
Membuat
tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami.
h.
Menghemat
waktu, usaha dan dana.
E.
Kendala
dalam perencanaan
Kadangkala dalam
perencanaan bisnis, seseorang melihat suatu kegiatan usaha hanya semata-mata
berdasarkan faktor keuntungan yang sifatnya sesaaat. Iya tidak memikirkan
bagaimana jangka panjang bisnis tersebut. Banayk sekali orang yang berfikiran
seperti berikut sehingga banyak pebisnis yang gulung tikar.
Dunia usaha juga tidak hanya memikirkan keuntungan material. Dunia
usaha harus memiliki sasaran yang pasti. Dalam jangka panjang, di samping
keuntungan yang bersifat material, perusahaan juga harus memikirkan keuntungan
yang bersifat sosial. Untuk meraih dua macam keuntungan itu, maka diperlukan
perencanaan yang matang. Intinya
hambatan dalam perencanaan adalah banyak orang yang tergiur dengan keuntungan
jangka pendek.
Sebenarnya, jika kita
melihat sejarah kehidupan para rasulallah saw., kendala itu selalu dijadikan
sebagai peluang dan bukan dianggap sebagai hambatan. Kendala itu dijadikan
sebgagai sebuah peluang untuk meningkatkan kulaitas kerja. Allah berfirman
dalam surat al-insyiroh :5-6
bÎ*sù
yìtB Îô£ãèø9$# #·ô£ç
ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB Îô£ãèø9$# #Zô£ç
ÇÏÈ
“ karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Pada umumnya, seseorang selalu menginginkan berbagai kemudahan.
Padahal di lain sisi, kemudahan-kemudahan tersebut tidak akan ada kecuali
setelah melalui berbagai kesulitan. Kesuksesan seseorang yang sesungguhnya
adalah kesuksesaan ketika ia dapat mengatasi masalah. Seseorang yang berhasil,
katakanlah seorang manajer yang berhasil, pada hakikatnya belum dapat dikatakan
berhasil jika ia tidak pernah mendapatkan masalah.
Dalam
hadist rasullallah bersabda
‘’...ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan, bersama
kesusahan ada jalan keluar, bersama kesulitan ada kemudahan.’’ (HR.Tirmizi)
Seseorang manajer yang memimpin sebuah perusahaan karena faktor
keturunan dan tidak melalui proses perjuangan, sebenarnya bukan manajer yang
sukses. Manajer yang sukses adalah manajer yang mampu mengatasi maslaah dan
yang mampu menjadikan masalah sebagi peluang. Ada sebuah cara untuk menyikapi
sebuah masalah menjadi peluang, yaitu kita tidak boleh berhenti bekerja terus
menerus merencanakan dengan matang, dan melakukan sesuatu yang direncanakan.
Dalam
surat al-insyiroh :7-8. Allah berfirman
:
#sÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù
ÇÐÈ 4n<Î)ur y7În/u
=xîö$$sù
ÇÑÈ
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.[5]dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
Makna ayat diatas adalah kita tidak boleh diam dan jangan diam.
Rencanakanlah untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang lain jika satu pekerjaan
telah diselesaikan. Jadi, sebuah masalah sebenarnya merupakan sesuatu yang
pasti yang akan ada dalam setiap kehidupan, setiap waktu, dan setiap keadaan.[6]
F.
Tahapan
Perencanaan
Sebuah perencanaan berawal dari sebuah analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dan kemampuan bisa berarti analisis yang bersifat fisik dan juga
psikis atau kejiwaan. Analisis yang bersifat psikis dapat digambarkan dengan
masyarakat yang merasa tidak butuh, sehingga perlu diberikan penyadaran.
Di samping analisis kebutuhan dan kemampuan, perlu dilakukan pula
analisis kekuatan dan kelemahan.
Jika dalam perencanaan anda telah mengetahui kekurangan serta
kelemahannya, hal itu sebuah tahapan yang sangat bagus. Sebuah perencanaan yang
sangat matang, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan, kemudian berusaha
mengatasi kelemahan-kelemahan itu.
Tahap pertama adalah analisis kebutuhan, kedua adalah analisis
kebutuhan, dan yang ketiga adalah penyusunan langkah kerja.
G.
Evaluasi
perencanaan
Evaluasi harus dilakukan pada setiap tahapan perencanaan. Evaluasi
harus dilakukan pada awal, tengah, dan akhir. Artinya pada setiap ospek
perencanaan harus dilakukan
evaluasi.pada tahap analsis kebutuhan harus ada evaluasi, pada analisis
kemampuan harus di evaluasi, pada tahap penyusunan langkah kerja haruas ada evaluasi. Evaluasi itu harus menjawab
apakah bisnis yang dijalankan di butuhkan atau tidak?
Apakah pengusaha itu memliki kemmapuan untuk menjalankan
bisnis?apakah penyususnann kerja telah efektif? Itulah tiga pertanyaan yang
harus dijawab dalam evaluasi perencanaan.
Hasil dari evaluasi yang dilakukan diharapakan menjadi feedbeck
yang kuat, sehingga perencanaan yang dilakukan benar-benar matang. Kematangan
perencanaan terjadi setelah ada evaluasi.evaluasi terhadap perencanaan dapat
dilakuakan dengan melakukan uji berbagai indikator yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Tujuan evaluasi atas perencanaan ini adalah agar perencanaan dapat
berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti.[7]
F.
Kiat
kiat perencanaan yang baik
Sebuah perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan
berikut.
1.
Didasarkan
pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik. Standar baik dalam
agama islam adalah yang sesuai dengan ajaran islam. Kita tidak boleh melakukan
sebuah perencanaan untuk melakukan kegiatan usaha yang dilarang dalam islam.
2.
Dipastikan
betul bahwa sesuatu yang dilakuakan memiliki banyak manfaat. Manfaat ini bukan
sekedar untuk orang melakukan perencanaan, tapi juga untuk orang lain. Jika
merencanakan sesuatu sekedar untuk kepentingan pribadi, maka usaha itu tidak
akan bertahan lama. Oleh karena itu, perlu diperhatikan manfaat yang relatif
bersifat lama.
3.
Didasarkan
pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan. Untuk
merencanakan bisnis, maka seorang pengusaha harus banyak mendengar dan membaca
agar dapat memepertanggungjawaban segala hal yang dilakukannya.
4.
Dilakukan
study bunding (benchmark). Benchmark adalah melakuakan studi terhadap praktik
terbaik dari perusahaan sejenis yang telah sukses menjalankan bisnisnya.
5.
Dipikirkan
prosesnya.
Planning
efektif harus dapat memenuhi formula 5W+1H, yaitu [8]:
1.
Menetapkan
tujuan yang hendak dicapai atau harus dapat menjawab pertanyaan what (apa
tujuan yang hendak dicapai?).
2.
Menetapkan
alasan dilakuakan hal tersebut atau harus dapat menjawab pertanyaan why (mengapa
hal tersebut perlu dilakukan?).
3.
Menetapkan
dimana kegiatan itu dilaksanakan atau harus menjawab pertanyaan where (dimana
hal tersebut akan dilakukan? ).
4.
Menetapkan
waktu pelaksanaan atau harus menawab pertanyaan when (kapan hal tersebut akan
dilakukan?).
5.
Menetapkan
orang-orang yang tepat atau harus menjawab pertanyaan who (siapa yang akan
melaksanakannya?).
6.
Menetapkan
cara tujuan itu dapat dicapai atau harus dijawab pertanyaan how (bagaimana cara
melakuakannya?).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang
paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat
berpengaruh terhadap unsur-unsur
manajemen lainnya, seperti
merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang
direncanakan. Tujuan perencanaan adalah menunjang tercapainya sebuah tujuan.
Dengan menganalisis tujuan yang akan dicapai dapat di tentukan
kegiatan-kegiatan yang perlu dijalankan hal ini kemudian di tuangkan ke dalam
kebijakan-kebijakan. Kebijakan merupakan pedoman yang dibuat atau ditentukan
terlebih dahulu sehubungan dengan tindakan yang perlu di tempuh sebagai pedoman
kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu manfaat yang dapat kita ambil adalah Membantu
manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
Daftar Pustaka
Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, dkk, Manajemen Syariah,
Gema Insani, Jakarta:2003
Dra. Hj.
Sukwiyati, dkk, Ekonomi, Yudhistira, Bandung: 2007
Pribadi Setiyanto S.E.,MA, dkk, Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Depok: 2006
Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta: 2003
[2] Didin Hafidhududdin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah, Gema Insani
Press. Jakarta: 2003.hal.77
[3] Pribadi Setiyanto dkk, ekonomi.fakultas ekonomi universitas indonesia
depok : 2006. Hal. 96.
[4] Ibid,
[5] Maksudnya:
sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai
berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai
mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang
mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.
[6] Didin Hafidhududdin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah, Gema Insani
Press. Jakarta: 2003 hal.79-81
[7] Ibid hal.85-87
[8] Sukwiyati,dkk, ekonomi, yudhistira, bandung:2007. Hal.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar