BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan ekonomi dan bisnis manusia harus mengacu pada prinsip-prinsip yang
telah diajarkan oleh nabi dan rosul. Nabi misalnya, mengajarkan bahwa’’yang
terbaik diantara kamu, adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.’’ Dengan
kata lain, bila ingin’’menyenangkan Allah’’ maka kita harus menyenangkan hati
manusia. Prinsip ini akan melahirkan sikap profesional, pprestatif penuh
perhatian terhadap pemecahan masalah-masalah manusia, dan terys menerus
mengejar hal yang baik sampai menuju kesempurnaan. Hal yang demikian dianggap
sebagai cerminan dari penghambaaan (ibadah) manusia terhadap penciptan-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu dasar-dasar ekonomi, khusus
nya ekonomi Islam?
2. Ayat-ayat apa sajakah yang terdapat dalam dasar-dasar ekonomi, khusus nya
ekonomi Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui Ayat-ayat
yang berkaitan dengan dasar-dasar ekonomi Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Dasar - Dasar Ekonomi
Qs: al-imron : 14
z`Îiã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# ÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# ÆÏB É=yd©%!$# ÏpÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 Ï9ºs ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ
‘’dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186]
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga)’’.1
Yang
dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk
jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
Ekonomi mencakup pembahasan tentang tata cara perolehan harta
kekayaan dan pemanfaatannya baik untuk kegiatan konsumsi maupun distribusi.
Dalam hukum syara’ dijelaskan bagaimana seharusnya harta kekayaan diperoleh,
juga menjelaskan bagaimana manusia (mengkonsumsi dan mengembangkan) harta serta
bagaimana mendistribusikan kekayaan yang ada. Inilah sesungguhnya dianggap oleh
Islam sebagai masalah ekonomi bagi suatu masyarakat. Atas dasar ini maka
asas-asas ekonomi Islam yang digunakan untuk membangun sistem ekonomi berdiri
diatas tiga asas, yaitu bagaimana harta diperoleh yakni menyangkut hak milik (
tamalluk), pengelolaaan ( tasharruf) hak milik, serta distribusi kekayaan di
tengah masyarakat.
Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian
tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi
dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan
produksi, konsumsi dan atau distribusi.
Bangunan ekonomi Islam di dasarkan atas lima nilai universal, yakni
:
Tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah
(pemerintah), dan ma’ad (hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk
menyusun teori – teori ekonomi Islam2
1.
Tauhid
merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan bahwa
‘’tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah’’, dan ‘’ tidak ada pemilik
langit, bumi dan isinya, selain daaripada Allah’’.
Allah berfirman dalam surat Al- Baqarah 107 dan Al- An’am:2
öNs9r& öNn=÷ès? cr& ©!$# ¼ã&s! à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3
$tBur Nà6s9 `ÏiB Âcrß «!$# `ÏB <cÍ<ur wur AÅÁtR ÇÊÉÐÈ
“Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah
kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang
penolong.”
uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=yz `ÏiB &ûüÏÛ ¢OèO #Ó|Ós% Wxy_r& (
×@y_r&ur K|¡B ¼çnyYÏã (
¢OèO óOçFRr& tbrçtIôJs? ÇËÈ
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,
sesudah itu ditentukannya ajal kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada
pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih
ragu-ragu (tentang berbangkit itu).
Karena Allah
adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk
pemilik manusia dan seluruh sumberdaya
yang ada”
Dalam
Islam segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia – sia, tetapi
memiliki tujuan.
Dan Allah
berfirman dalam surat Al- Mu’minun :115
óOçFö7Å¡yssùr& $yJ¯Rr& öNä3»oYø)n=yz $ZWt7tã öNä3¯Rr&ur $uZøs9Î) w tbqãèy_öè? ÇÊÊÎÈ
“ Maka Apakah
kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”
Karena
itu segala aktifitas manusia dalam hubungannya dengan alam dan sumberdaya serta
manusia (muamalah) terbingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah.
2.
‘Adl
Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus memelihara hukum Allah,
dan menjamin bahwa pemakaian segala sumberdaya diarahkan untuk kesejahteraan
manusia, supaya semua mendapat manfaat daripadanya secara adil dan baik. Allah
memerintahkan manusia untuk berbuat adil.
Allah berfirman dalam surat Al- Hujurat:09
bÎ)ur Èb$tGxÿͬ!$sÛ z`ÏB tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#qè=tGtGø%$# (#qßsÎ=ô¹r'sù $yJåks]÷t/ (
.bÎ*sù ôMtót/ $yJßg1y÷nÎ) n?tã 3t÷zW{$# (#qè=ÏG»s)sù ÓÉL©9$# ÓÈöö7s? 4Ó®Lym uäþÅ"s? #n<Î) ÌøBr& «!$# 4
bÎ*sù ôNuä!$sù (#qßsÎ=ô¹r'sù $yJåks]÷t/ ÉAôyèø9$$Î/ (#þqäÜÅ¡ø%r&ur (
¨bÎ) ©!$# =Ïtä úüÏÜÅ¡ø)ßJø9$# ÇÒÈ
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang
beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang
satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia
telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu
Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil.”
3.
Nubuwwah
Fungsi Rasul
adalah untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat
keselamatan didunia dan di akhirat.
Sifat – sifat
utama sang model yang harus di teladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku
ekonomi dan bisnis pada khususnya, adalah sebagai berikut:
a.
Siddiq
sifat (benar,jujur)
b.
Amanah
(tanggung jawab, dapat dipercaya)
c.
Fatonah
(kecerdikan, kebijaksanaan)
d.
Tabligh
(komunikasi keterbukaan)
4.
Khilafah
Fungsi utamanya
adalah untuk menjaga keteraturan interaksi (muamannah) antar kelompok termasuk
dalam bidang ekonomi agar kekacauan dan keributan dapat dihilangkan,
Dalam Islam
pemerintah memainkan peran yang kecil tetapi, sangat penting dalam perekonomian.
Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian agar berjalan sesuai dengan
syari’ah dan untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap hak – hak
manusia. Semua ini dalam kerangka mencapai maqashid al-syari’ah (tujuan- tujuan
syariah, untuk memejukan kesejahteraan manusia. Hal ini dicapai dengan
melindungi keimanan, jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan manusia
5.
Ma’ad
Secara harfi’ah ma’ad artinya kembali dan kita semua akan kembali kepada allah. allah berfirman qur’an surat
Al- alaq :
8$tBur s-§xÿs? tûïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# wÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNåkøEuä!%y` èpuZÉit7ø9$# ÇÍÈ
“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al
kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.”
Hidup manusia bukan
hanya di dunia akan tetapi terus berlanjut alam akhirat. Karena itu Allah
melarang manusia hanya untuk terikat pada dunia jika dibandingkan dengan
kesenangan akhirat, kesenangan dunia tidaklah seberapa.
Maka dari itu, permasalahan
ini terdapat dalam firman allah yaitu surat al-qashas :77
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# (
wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# (
`Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) (
wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# (
¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
“ Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.”
Pada awal bunyi ayat “Hendaklah
kamu berusaha di dalam sesuatu yang Alloh mendatangkan kebahagiaan mu di
akhirat“. Maksudnya, bahwa bidang-bidang usaha yang dikerjakannya
adalah sebagai kendaraan untuk kebaikan di akhirat. Niat bekerja haruslah
didasari melaksanakan perintah Alloh dan Rosulullah untuk mencari rizqi yang
halal.
Mampu membagi waktu dan perhatian antara
ubudiyah dan muamalah, dan selalu memenuhi kewajiban-kewajiban ibadahnya. Rizki
yang diperolehnya akan menambah amal amal baiknya. Pekerjaan atau usaha yang
dikelolanya menjadisarana untuk menambah ketaatannya kepada Allah swt.
B.
Pilar – Pilar pembangunan Ekonomi
1.
Menghidupkan
faktor manusia
Maksud menghidupkan
faktor manusia adalah setiap kebijakan pembangunan ekonomi harus memotivasi dan
harus menjadikan setiap individu mampu melakukan tugas – tugas yang diperlukan
untuk meningkatkan kondisi ekonominya dan orang lain. Faktor ini di dasari oleh
sebuah pernyataan Nabi Muhammad saw, bahwa rezeki yang paling baik adalah
rezeki yang di hasilkan oleh seseorang langsung. Ada dua upaya yang harus
dilakukan dalam menghidupkan faktor manusia.
a.
Mendorong
motivasi individu
Sistem yang
paling mampu mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber ekonomi dan
mewujudkan keadilan dalam distribusi adalah motivasi individu. Manusia
memerlukan kebutuhan yang harus dipenuhi yang dapat membangun kehidupan di
dunia dengan cara bekerja (mencari nafkah)
Perintah
mencari nafkah telah tertuang dalam surat Al-Isra:12
$uZù=yèy_ur @ø©9$# u$pk¨]9$#ur Èû÷ütGt#uä (
!$tRöqysyJsù spt#uä È@ø©9$# !$uZù=yèy_ur spt#uä Í$pk¨]9$# ZouÅÇö7ãB (#qäótGö;tGÏj9 WxôÒsù `ÏiB óOä3În/§ (#qßJn=÷ètGÏ9ur yytã tûüÏZÅb¡9$# z>$|¡Ïtø:$#ur 4
¨@à2ur &äóÓx« çm»oYù=¢Ásù WxÅÁøÿs? ÇÊËÈ
“ dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua
tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang,
agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan
tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan
jelas.”
Allah
swt berfirman:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.”
Dan pada surat Al
Qoshosh 77 di atas mendidik kita agar tidak melupakan nasib kita di dunia,
karena situasi kefakiran dan kemiskinan bisa berpengaruh – pada ketenangan
dalam beribadah. Untuk itulah manusia perlu berusaha dan bekerja, karena Allah swt
juga berfirman dalam ayat yang lainnya (QS An Najm 39)
br&ur }§ø©9 Ç`»|¡SM~Ï9 wÎ) $tB 4Ótëy ÇÌÒÈ
‘Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya”
b. Memberikan Pelatihan
Sebagai
makhluk sosial, mau tidak mau harus berinteraksi dengan manusia lainnya, dan
membutuhkan lingkungan dimana ia berada. Ia menginginkan adanya lingkungan
sosial yang ramah, peduli, santun, saling menjaga dan menyayangi,
bantu-membantu, taat pada aturan, tertib,disiplin, menghargai hak-hak asasi
manusia dan sebagainya. Lingkungan yang demikian itulah yang memungkinkan ia
dapat melakukan aktivitasnya dengan tenang, tanpa terganggu oleh berbagai hal
yang dapat merugikan dirinya.
Keinginan
untuk mewujudkan lingkungan yang demikian itu, pada gilirannya mendorong
perlunya membina masyarakat yang berpendidikan, beriman dan bertakwa kepada
Tuhan. Karena hanya di dalam masyarakat yang demikian itulah akan tercipta
lingkungan di mana berbagai aturan dan perundang-undangan dapat ditegakkan.
2.
pengurangan
pemusatan kekayaan
Masalah ekonomi yang serius, kapan dan
dimanapun merupakan adanya pemusatan pemilikan atas sarana produksi di hampir
setiap negara, lebih-lebih negara muslim. Hanya dengan kebijakan yang serius
dan tepat, pemusatan ini akan berkurang dan bisa mendorong terciptanya
pemerataan ekonomi. Pengurangan pemusatan ini didasarkan pada sebuah firman
Allah swt dalam al-quran al-hasyr:7
Kebijakan pengurangan pemusatan
kekayaan dapat dilakukan dengan membuat beberapa kebijakan berikut.
a.
Land
reform
Sebuah
konsep klasik politik ekonomi Islam yang pernah dijadikan kebijakan lan reform
adalah ihya al-mawat, yaitu merehabilitasi lahan-lahan kritis untuk dijadikan
lahan produktif. Konsep lain yang pernah dijadikan model kebijakan land reform
adalah mukhabarah dan musaqah. Dua modal ini merupakan upaya pengurangan
pemusatan kekayaan, secara khusus dalam sektor pertanahan.
b.
Pengembangan
perusahaan kecil
Pengembangan
perusahaan kecil yang efisien akan mengurangi pemusatan kekayaan. Pengembangan
perusahaan kecil dapat dilakukan dengan cara penyuntikan dana dan pembuatan
aturan khusus bagi mereka.
Konsep
ekonomi ini tidak mengajarkan agar kita menjadi kaya sendiri, sukses sendiri,
monopoli, tanpa mempedulikan orang lain.hal ini mengajarkan bahwa bila nanti sudah mencapai kesejahteraan maka
gandenglah orang-orang papa untuk ikut serta merasakan kesejahteraan itu.
Bagilah rizki, ilmu, dan pengalaman kita pada orang-orang yang membutuhkan.
3.
Restrukturisasi
ekonomi publik
a.
Mendisiplinkan
pemborosan
Sumber
ajaran Islam sangat menekankan kepada siapapun menghindari pemborosan. Ukuran
boros adalah setiap kekayaan yang dikeluarkan oleh seseorang tidak dapat
menaikkan nilai tambahnya.
Ada
dua bentuk pemborosan dalam Islam yaitu
1.
Pemborosan
dalam konsumsi
2.
Pemborosan
dalam produksi
Pemborosan
dalam konsumsi adalah seseorang dalam melakukan aktivitas konsumsi hanya untuk
memenuhi keinginan namun mengabaikan kebutuhannya. Adapun pemborosan dalam
produksi adalah seseorang melakukan eksploitasi kekayaan tanpa pertimbangan
sisi maslahatnya, sehingga kekayaan melimpah begitu saja tanpa terdistribusikan
secara efektif.
Ayat
yang membahas persoalan boros (Al-Isra'
ayat:26)
ÏN#uäur #s 4n1öà)ø9$# ¼çm¤)ym tûüÅ3ó¡ÏJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# wur öÉjt7è? #·Éö7s? ÇËÏÈ
“ dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
Jadi setiap kita memperoleh rizqi harta benda
maka sebagian darinya (min amwaalihim) perlu harus
disalurkan untuk shodaqoh.
b.
Prioritas
dalam pengeluaran
Para
ahli politik ekonomi Islam mengembangkan beberapa kaidah terkait pengeluaran
kekayaan publik oleh pemerintah. Kesejahteraan publik harus merupakan tujuan
utama dari semua pengeluaran negara. Semua proyek infrastruktur yang mewujudkan
kemaslahatan umum, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan
kerja harus di beri prioritas lebih daripada pembiayaan terhadap proyek yang
tidak berperan demikian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ekonomi mencakup pembahasan tentang tata cara perolehan harta
kekayaan dan pemanfaatannya baik untuk kegiatan konsumsi maupun distribusi.
Dalam hukum syara’ dijelaskan bagaimana seharusnya harta kekayaan diperoleh,
juga menjelaskan bagaimana manusia (mengkonsumsi dan mengembangkan) harta serta
bagaimana mendistribusikan kekayaan yang ada. Inilah sesungguhnya dianggap oleh
Islam sebagai masalah ekonomi bagi suatu masyarakat. Atas dasar ini maka
asas-asas ekonomi Islam yang digunakan untuk membangun sistem ekonomi berdiri
diatas tiga asas, yaitu bagaimana harta diperoleh yakni menyangkut hak milik (
tamalluk), pengelolaaan ( tasharruf) hak milik, serta distribusi kekayaan di
tengah masyarakat. Bangunan ekonomi Islam di dasarkan atas lima nilai
universal, yakni :Tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian),
khilafah (pemerintah), dan ma’ad (hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar
inspirasi untuk menyusun teori – teori ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag, Ekonomi Islam. Jakarta :
rajagrasindo persada, 2007
Dr. Ija suntana, Politik Ekonomi Islam. Bandung: Cv pustaka
setia, 2010
Ahmad muhamad Yusuf, Ensiklopedi Tematis ayat Al-Qur’an dan
Hadis. Jakarta: Widya Cahaya,
2009
Dr. Mardani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syari’ah. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011
Dr. H. Abuddin Nata, MA, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah swt. Dzat yang telah menciptakan kita
sebaik-baiknya mahluk yang diberi akal berpotensi untuk berfikir secara
mendalam. Syukur alhamdulilah penulis
ucapkan, karena dengan anugerahnya yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah ‘’ ayat-ayat tematis’’ yang
berjudul ‘’ ayat dasar-dasar ekonomi’’.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu kami masih mengharapkan bimbingannya, serta kritik dan saran dari
teman – teman sekalian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam penyelesaian makalah ini, baik itu bantuan moril maupun materil.
Serang,
03 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................
............................ i
Daftar Isi........................................................................................
........................... ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................... ............................. 1
B. Rumusan
Masalah.................................................. ............................ 1
C. Tujuan.................................................................... ............................. 1
BAB II
Pembahasan
A. Dasar - Dasar
Ekonomi.......................................................................... 2
B.
Pilar
– Pilar pembangunan Ekonomi........................................................ 6
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan............................................................ ............................ 10
B. Daftar
Pustaka..................................................................................... 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar