MAKALAH
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pasca Khulafaurrasyidin
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah sejarah
pemikiran ekonomi islam
Disusun oleh :
1.
Heryanti
091400370
2.
Ipah
Hasifah 111400807
3.
Hasan
el Madani
4.
Lulu
M Pradana
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
SULTAN MAULANA
HASANUDIN (SMH)
BANTEN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pada sektor publik
pengambilan keputusan terkait dengan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Pada dasarnya akuntansi baik pada sektor swasta maupun pada sektor publik,
dibagi menjadi dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu prinsip, metode, dan
teknik pencatatan dan pengorganisasian data keuangan atas operasi/kegiatan
suatu entitas untuk menghasilkan dan memberikan informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan yang rasional.
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah
meliputi semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data, penganalisaan,
pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah
sebagai suatu entitas serta penafsiran terhadap hasil – hasilnya.
Sistem akuntansi yang dirancang dan dijalankan
secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan accountability
dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki
sistem akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi
keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian
tujuan organisasi
B. Tujuan
1. Apakah yang di maksud dengan akuntansi keuangan sektor publik ?
2. Apa sajakah teknik akuntansi keuangan sektor publik ?
3. Bagaimanakah cara akuntansi- akuntansi keuangan sektor publik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian akuntansi
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi
keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan,
laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
B. Kebijakan
Akuntansi (Accounting Policies)
Dalam IPSAS( internasional public sector accounting standart ) NO.
1 paragraf 37 disebutkan bahwa manajemen harus memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi entitas dan meyakinkan bahwa laporan keuangan telah memberikan
informasi sebagai berikut :
1.
Relevan dengan
pengambilan keputusan bagi para pemakai. Informasi yang relevan harus mempunyai
seperangkat standar yang jelas dengan tujuan akuntansi dan berlandaskan pada
konsep-konsep yang jelas serta dapat diterima umum.
2.
Reliabel (dapat
dipercaya) yang berarti informasi harus :
a.
disajikan
secara cepat dalam hal kinerja dan posisi keuangan entitas,
b.
mencerminkan
substansi ekonomi atas kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi dan tidak
hanya bentuk formalitasnya,
c.
netral
yang berarti bebas dari bias dan kesalahan,
d.
kehati-hatian
(prudent), dan
e.
lengkap
dalam semua hal yang material.
C.
Karakteristik laporan keuangan
Selanjutnya, lampiran IPSAS No. 1 menyajikan karakteristik
kualitatif agar laporan keuangan menjadi informasi yang berguna bagi para
pemakai laporan keuangan. Karakteristik kualitatif tersebut adalah understandability, relevance, reliability,
and comparability.
1.
Dapat
dimengerti (Understandability)
Informasi harus
dapat dimengerti oleh para pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, para
pemakai laporan keuangan diharapkan dapat dimengerti atau memahami artinya.
Untuk tujuan ini, para pemakailaporan keuangan diasumsikan mempunyai
pengetahuan atas aktivitas dan lingkungan entitas yang beroperasi dan mau
mempelajari informasi tersebut.
2.
Relevance
Informasi harus
relevan bagi para pemakai laporan keuangan sehingga informasi dapat digunakan
untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan dating.
Informasi yang relevan adalah informasi yang disajikan tepat waktu.
3.
Materiality
Informasi yang
relevan dipengaruhi oleh sifat dan materialnya. Informasi dikatakan material
jika salah saji laporan keuangan dapat mepengaruhi pengambilan keputusan bagi
para pemakai laporan keuangan.
4.
Reliabilit
Informasi yang
reliabel (dapat dipercaya) adalah informasi yang bebas dari bias dan kesalahan
material.
5.
Faithul
Representation
Informasi yang
mengenai transaksi atau kejadian lainnya secara tepat harus disajikan sesuai
dengan substansi transaksi dan kejadian lainnya, serta tidak hanya bentuk
formalitasnya saja.
6.
Substance
Over Form
Informasi
akuntansi disajikan secara jujur atas transaksi dan kejadian yang harusnya
disajikan. Transaksi atau kejadian tersebut disajikan sesuai dengan
substansinya dan realitas ekonomi, bukan hany mengikuti aspek formalitasnya
saja. Substansi transaksi dan kejadian lainnya tidak selalu konsisten dengan
aspek formalitasnya.
7.
Neutrality
Informasi yang
netral adalah informasi yang bebas dari bias. Laporan keuangan dikatakan tidak
netral jika informasinya telah dipilih dan dirancang untuk memengaruhi
pengambilan keputusan agar dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan
sebelumnya.
8.
Prudence
Kehati-hatian
meruoakan pelaksanaan pertimbangan yang memerlukan pembuatan estimasi menurut
kondisi ketidakpastian, seperti aktiva dan pendapatan yang tidak dinilai
terlalu tinggi (overstated) dan
kewajiban atau beban yang tidak dinilai terlalu rendah (understated).
9.
Completeness
Informasi
laporan keungan harus disajikan secara lengkap dengan batas materialitas dan
biaya.
10.
Comparability
Informasi dalam laporan keuangan dapat diperbandingkan ketika para
pemakai laporan keuangan mampu mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan antara
informasi tersebut dan informasi laporan lainnya. Perbandingan tersebut
meliputi :
a. Perbandingan laporan keuangan dengan entitas yang berbeda dan
b. Perbandingan laporan keuangan atas periode waktu yang sama.
D. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk mengikuti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
laporan realiasai anggaran. Sementara itu, basis akrual digunakan untuk
pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.
Basis
kas untuk laporan realisasianggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat
kas diterima di rekening kas umum Negara, daerah atau entitas pelaporan.
Belanja diakui pada saat kas dikeluarkan. Entitas pelaporan tidak menggunakan
istilah laba. Basis akrual untuk neraca berarti asset, kewajiban, dan ekuitas
dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan saat
kas diterima atau dibayar.
Entitas
pelaporan yang menyajikan laporan kinerja keuangan menyelenggarakan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan basis akrual sepenuhnya, baik
dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan
aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Meskipun demikian, penyajian laporan
realisasi anggaran tetap berdasarkan basis kas.
E.
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
a.
Prinsip
biaya historis, biaya (cost) memiliki
keunggulan dan lebih dapat diandalkan dari pada penilaian lainnya.
b.
Prinsip
pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui jika telah direalisasi atau dapat
direalisasi dan telah dihasilkan. Pendekatan ini sering dipandang sebagai
prinsip pengakuan pendapatan.
c.
Prinsip
penandingan (matching concept)
menyatakan bahwa beban dibandingkan dengan pencapaian (pendapatan) merupakan
hal yang rasional dan dapat diterapkan.
Prinsip pengukuran penuh berarti
harus memberikan informasi yang mencukupi untuk memengaruhi penilaian dan
keputusan pemakai. Prinsip ini disebut dengan full disclosure (pengunkapan penuh) dan mencerminkan trade off penilaian, yaitu informasi
harus dapat memengaruhi keputusan pemakai dan informasi harus dapat di pahami
dengan memadatkan penyajian.
F. Teknik akuntansi keuangan sektor publik
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang
dapat diadopsi sektor public yaitu:
1)
Akuntansi Anggaran
2)
Akuntansi Komitmen
3)
Akuntansi Dana
4)
Akuntansi Kas
5)
Akuntansi Akrual
Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersbut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan
salah satu teknik akuntansi tsb tidak menolak penggunaan teknik yang lain. Dengan
demikian, suatu organisasi dapat
menggunakan teknik akuntansi yang berbeda – beda, bahkan dapat
menggunakannya kelima teknik dalam waktu yang bersamaan.
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen berbeda satu dengan
lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal
pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi
pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada
saat barang dikirim dan faktur dibayar.
1.
Akuntansi
anggaran[1]
Akuntansi anggaran ( budgetary
accounting ) mengacu pada praktik yang dilakuakan oleh banyak organisasi sektor
publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun operasinya dengan
menggunakan format yang sama dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah
untuk menekankan peranan anggaran dalam siklus
perencanaan-pengendalian-pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan.
Kesulitan biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format
pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa
perbedaan intrinstik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda
telah tercermin dalam anggaran mereka.
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun
anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa
tertentu namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi
anggaran. Ada masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan
memberikan jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun
akuntansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal ini timbul karena ada dua
masalah, yaitu :
a.
Level
agregasi
b.
Perbandingan
antara anggaran dan aktual yang terjadi
Contoh yang
baik di mana level agregasi yang diadopsi oelh akun-akaun anggaran mempengaruhi
daya bandingnya ada di pemerintah daerah. Satu otoritas mungkin menerbitkan
akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara keseluruhan.
Kekurangan lain
dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering. Atau seberapa
intensifkah laoran keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang aktual
terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi yang membuat akun-akun
anggaran seiring dengan anggaran namun hanya membandingakan dua diantaranya secara
global. Contoh, akun-akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detail tetapi
hanya total pembelanjaan bersih untuk setiap divisi yang memberikan jasa
tersebut saja yang dibandingkan dengan anggaran, menunjukan apakah ada
pembelanjaan yang kurang atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk
menjelaskan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang jumlahnya melebihi
presentase atas anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat
dijelaskan oleh perubahan tingkat harga umum.
c. Logika dari akuntansi anggaran
Logika dari akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan akun-akun harus dibandingkan secara berkesinambungan
sehingga tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan tersebut.hal ini
berlaku bagi pengguna eksternal dan internal dari informasi. Dengan melaporkan
hanya dua kolom ( anggaran dan aktual saja), tidak hanya tujuan utama dari
akuntansi anggaran ini saja yang tidak dapat tercapai, melainkan akan
memerlukan banyak waktu untuk menjawab pertanyaana pengguna yang spesifik atas
perbedaan yang dapat di hindarkan apabila akun-akun itu sendiri telah
menyediakan analisis yang releven. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa
akuntansi anggaran lebih berfokus pada bentuk akunnya dari pada isinya.
2.
Akuntansi komitmen[2]
Akuntansi komitmen ( commitment accounting ) dapat digunakan
bersama, baik dengan basis akuntansi kas maupun akrual. Karena tidak masuk akal
untuk menggunakan akuntansi komitmen tersebut untuk beban karyawan, maka
akuntansi komitmen hanya mencakup salah satu bagian kecil dalam anggaran
organsisasi. Sebagai konsekuensinya, akuntansi komitmen ini hanya merupakan
subsistem dalam sistem akuntansi utama organisasi. Meskipun demikian, akuntansi
komitmen ini dapat menjadi sangat penting, terutama bagi pemegang anggaran.
Akuntansi
komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk
melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui
ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur
diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat
pesanan dibuat atau diterima.
Sebagai
contoh, misalnya manajer memesan 100 kotak kapur tulis. Manajer ini telah
menentukan pemasok mana yang akan dipilih dan harga sekarang dari kapur ini,
misalnya adalah Rp. 5000 per kotak.
Ketika pesanan dibuat dan dikirimkan kepada pemasok untuk 100 kotak kapur
dengan harga Rp. 5000 per kotaknya, manejer mendebit beban. Ada bermacam-macam
faktor yang mempengaruhi jumlah dari faktur yang kemudian akan diterima,
seperti mislanya pemasok tidak memilki 100 kotak kapur, harga yang kemudian
berubah atau asumsi harga yang salah dari manager. Maka kreditnya tidak menuju
pada pemasok ( bukan utang atau kas yang diberikan kepada pemasok) namun pada
akun pemesanan sebagai berikut :
Kapur 500.000
Pesanan
kepada pemasok 500.000
Ketika faktur atas kapur tersebut
sudah diterima, maka jurnalnya menjadi :
Pesanan kepada pemasok 500.000
Utang
kepada pemasok 500.000
Kalau barang yang dikirimkan atau
jumlah fakturnya lebih atau kurang dari jumlah yang dicatat dalam suatu
pesanan, jurnal koreksi harus dibuat, misalnya ternyata harga kapur tersebut
bukan Rpp.5000, tetapi Rp 5.500, maka jurnlanya sebagai berikut :
Pesanan kepada pemasok 500.000
Kapur 50.000
Utang kepada pemasok 550.000
Dengan menggunakan sistem ini,
organisasi mengakui pesanan sebagai komitmen untuk menimbulkan pengeluaran dan
akun ini mencatat komimen secara berkesinambungan.
v Kritik atas akuntansi komitmen
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran.
Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang
diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap proses
pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggraan mereka, mereka
perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam
hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima akun-akun
yang emncakup penerimaan dan pembuatan faktur saja, maanjemen dapat dengan
mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen ( over commited) kepada
anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa
akun-alun tersebut tidak memasukan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya
belum diterima, dan akan membuat catatan meraka sendiri mengenai hal ini sehingga
mereka tidak membuat anggaran mereka over committed.
Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, amak akuntansi komitmen
berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan
dengan pendapatan, tidak akan di catat samapi faktur dikirimkan. Masalah
pengendalian anggaran tidak mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama
seperti halnya pengendalian anggaran memenuhi beban.
Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen
meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat
dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini dalam akun-akun. Masalah ini adalah
bahawa pos tertentu yang telah di dukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat
sebagai beban. Secara umum, tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan
pesanan tersebut dapat di batalkan dengan mudah. Maka sulit untuk menerima
bahwa pesanan ini adalah beban untuk pariode akuntansi di mana pesanan tersebut
baru dibuat.
Terdapat banyak masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis akrual
yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi komitmen
ini. Misalnya, ada manajer yang anggarannya masih di bawah batas maksimal
sebulan sebelum akhir tahun anggraan. Manajer mengetahui bahwa level normal
dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rendah (
under-spent) dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berikutnya menjadi
berkurang. Dalam akuntansi akrual, untuk memastikan bahwa seluruh anggaran di
belanjakan, maka pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun
setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur
tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan mudah
mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk menghabiskan
anggaran tersebut. Sementara, kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan
dibatalkan setelah tahun anggaran dalam akun-akun tertentu.
Jika
akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran, konveksi dari akuntansi
komitmen menjaid akrual biasa pada akhir tahun adalah sebagai berikut :
Pesanan
yang dibuat xxx
Belanja
ABC xxx
Belanja
XYZ xxx
Jurnal ini dibuat untuk pesanan yang telah dibuat namun fakturnya
beluum diterima pada akhir tahun. Jurnal ini akan dibalik dalam tahun anggaran
yang baru sehingga akun yang di catat kembali menjadi komitmen yang di catat.
3.
Akuntansi dana [3]
Sumber
daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi
nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan
dalam arti dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau
aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana.
Tidak
seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik mempunyai
tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu perusahaan
swasta dapat mengyunakan sumber daya yang dimiliki untuk keperluan apapaun yang
penting bagi meraka adalah adanya laba yang berbeda dengan organisasi sektor
publik dimana sumber daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu.
Contohnya
pemerintah meneriman pinjaman darri worl bank ( bank dunia ) sebesar RP.10
miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan. Maka, tidak ada pilihan lain bagi
pemerintah selain menggunakan dana RP.
10 miliar tersebut untuk pembangunan
jembatan dan jalan.
Secara
umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sektor
publik, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaannya, baik
karena faktor eksternal ( pembatansan eksternal ) faktor internal ( perencanaan
manajeman ), merupakan karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu,
organisasi sektor publik membuat dana-dana (funds) dalam sistem akuntansinya.
Pemasukan yang dimiliki organisasi sektor publik kemudian diklasifikasikan ke
dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Sistem dana
ini dimaksudkan sebagai alat kontrol apakah suatu dana tertentu telah digunakan
sesuai dengan tujuannya.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan
implikasi akan suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak
penyedia dana ( donatur). Oleh karena itu organisasi-organisasi nirlaba dan
institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana ( funds accounting ) untuk
mengontrol dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya(restriced funds)
tersebut sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yanga ada.
Dana adalah sebuah kesatuan
akuntansi tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana
itu, terdapat kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset ( aktiva). Kewajiban
dan ekuitas dana. Dengan demikian, sumber daya suatu organisasi sektor
publik yang terdiri atas dana-dana
tersebut dapat di gambarkan dalam gambar berikut :
Dana
dalam organisasi sektor publik
|
|
|
|
|
|
Penggunaan istilah dana bagi
organisasi nirlaba dan institusi pemerintah berbeda dengan istilah dana yang
sering digunakan oleh entitas swasta. Bagi perusahaan komerisal, dana adalah
bagian dari aktivanya yang dicadangkan karena akan di gunakan atau dialokasikan
untuk tujuan tertentu. Sedangkan bagi organisasi nirlaba dan kalangan instansi
pemerintah, dana adalah suatu entitas akuntansi tersendiri.
Dari kesatuan dana-dana yang
dimiliki organisasi sektor publik dapat digolongkan menajdi dua yaitu:
v Dana yang bisa dibelanjakan ( expendable funds)
Dana yang
disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang
menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
v Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendable funds)
Dana yang
dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisni. Digunakan sebagai
pendukung dari expendable funds.
a.
Persamaan
Akuntansi Dana
Dalam akuntansi
dana dikenal dnegan persamaan akuntansi sebagai berikut :
AKTIVA
= KEWAJIBAN +EKUITAS DANA
Persamaan
tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada
akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa :
AKTIVA
= KEWAJIBAN +EKUITAS
disini terdapat perbedaan yang mendasar antar ekuitas dana dan
ekuitas. Di perusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang
menunjukan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukan
adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi
sektor publik.
b.
Basis
Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi
dana dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran . basisi akuntansi
menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila
organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi
tersebut memiliki dampak ekonomi yang subtantif. Kalau yang diadopsi adalah
basis kas, transaksi diakui kalau kas yang berhubungan dengan transaksi
tersebut diterima atau dibayarkan.
Fokus
pengukukurana dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan
, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara
akuntansi dan di laporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus
pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan mengimplikasikan
pemilihan yang lain. Contoh kalau basis kas yang dipilih, maka fokus
pengukurannya juga atas kas saja, sehingga implikasinya hanya aktiva lancar kas
yang di laporkan dalam neraca. Perubahan dalam aktiva tetap dan kewajiban
jangka panjang tidak diakui. Misalnya sebuah organisasi membeli kendaraan
seharga Rp.200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis kas dengan
fokus pengukuran kas jangka pendek adalah.
Belanja
kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Dengan cara
tersebuut pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan sebagai aktiva di
neracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan maupun penurunan kas di
laporan Pendapatan dan Belanja ( fund’s statement of revenues and expenditure )
atau laporan yang sebanding yang menjelaskan perubahan dlaam saldo dana.
Dampaknya, kendaraan akan dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli. Yang
nantinya akan ditutup ke ekuitas dana ( fund balance).
Jika suatu
entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan untuk perusahaan, maka
fokus pengukurannya biasanya meliputi smeua sumber daya ekonomi dan neracanya akan
melaporkan semua aktiva dan kewajiban, baik lancar maupun tidak
lancar.perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui
sebagai pendapatan atau beban. Misalnya, sebuah organisasi membeli kendaraan
seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis akrual penuh
adalah :
Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Di banyak
lingkungan pemerintahan, basis ekuntansi dan fokus pengukuran menjadi
permasalah tersendiri yang sering kali menjadi perdebatan. Hal tersebut muncul
karena banyak entitas pemerintahan yang menggunakan anggaran dengan berbasis
kas sehingga dibutuhkan data realisasi anggaran yang berbasis kas pula. Dalam
konteks tersebut, dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan
menghasilkan informasi yang bersifat
jangka pendek. Permaslahan muncul karena entitas tersebut juga dituntut untuk
menyusun neraca yang juga menyajikan informsi yang bersifat jangka panjang (
aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan kata lain. Dalam lingkungan
pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis kas dengan fokus
pengukuran jangka panjang. Dari sinilah berkembang basis akuntansi yang disebut
dengan basis kas yang dimodifikasi ( cash modified basis).
Dengan basis
kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi pembelian kendaraan senilai Rp. 200
juta akan dicatat dalam dua kali penjurnalan , yaitu :
(1)
Belanja kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
(2) Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntunan fokus pengukuran
jangka panjang.
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban
jangka panjang di neraca dananya, entitas tersebut harus melakukan kontrol
akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut. Manajemen dan konstituen lain mungkin
ingin tahu dengan semua sumber daya dan kewajiban entitas tersebut dan tidak
hanya ingin tahu atas aktiva dan . kewajiban yang ada di neraca saja, oleh
karena itu, entitas wajib membuat catatan
akuntansi atas aktiva dan kewajiban serta
memasukan dalam laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya menyatakan
mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun juga menunjukan perubahannya dalam
tahun tersebut.
4. Akuntansi kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan
pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang riil, actual, dan
objektif. Namun,
GAAP tidak membenarkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan,
program, aktivitas tidak dapat diukut dengan baik.
Sebagai
contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi
hal tersebut kebanyakan sistem akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja tapi
juga mengakui aktiva dan utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas.
Namun, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan setiap waktu,obligasi
yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak
tampak pada catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan
dicatat overstated. Hal tersebut dapat mengakibtkan pemborosan anggaran.
5. Akuntansi akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik
akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat
dipercaya, akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, social, politik.
Basis akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full
accrual) dan governments fund (modified
accrual) karena biaya (expense)
diukur dalam properiority fund,
sedangkan expenditure difokuskan pada
general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama
periode akuntansi. Expenditure adalah
jumlah kas yang dikeluarkan dan atau dialokasikan selama periode akuntansi.
Karena governments fund tidak
memiliki catatan modal dan utang (dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap
dan utang jangka panjang), expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governments fund,
yang menjadi kepentingan properiority
fund dan juga organisasi bisnis adalah net
income. Full accrual accounting
digunakan untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned) dan biaya (expense)
pada saat terjadi (incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat ketika utang
terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.
Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis. Expenditure di – accrued tetapi revenue
dicatat berdasarkan cash basis yaitu pada saat diterima bukan pada saat
diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee retribusi dihitung pada saat
kasnya. Salah satu pengecualian adalah property
tax (PBB) yang diaccrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih
pasti.
Pengaplikasian accrual basis
dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah untuk menentukan cost of service dan charging of service yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public serta penentuan harga pelayanan
yang dibebankan ke publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang
dapat digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap
pendapatan (proper matching cost against
revenue). Perbedaan ini disebabkan karenan pada sektor swasta orientasi
lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented) sedangkan pada sektor publik orientasi difokuskan
pada optimalisasi pelayanan publik (public
service oriented).
v Perbedaan antara akuntansi dengan cash
basis dengan accrual basis
adalah:
1.
basis kas: Penerimaan kas – Pengeluaran kas =
Perubahan kas
2.
Basis akrual:
Pendapatan (income) – biaya – biaya = Rugi/laba (suplus/deficit)
3.
pemdapatan (income) : penerimaan kas selama satu
periode akuntansi – saldo awal piutang + saldo akhir piutang
4.
Biaya : kas yang
dibayarkan selama satu periode akuntansi – saldo awal utang + akhir utang.
Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk
mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas.
Oleh karena itu, dengan system akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat
diperoleh (earned) atau terjadi (incured) tanpa memandang apakah kas
tersebut diterima atau dikeluarkan.
Beberapa Negara telah mereformasi akuntansi sektor publik di lingkungan
mereka, terutama perubahan dari cash basis ke accrual basis. New Zealand
merupakan contoh Negara yang sukses menerapkan system accrual basis yang sudah
dilakukan sejak tahun 1991. sistem akuntansi yang diterapkan di Negara ini
telah mampu memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan informasi yang
lebih komprehensif dibandingkan dengan sistem cash basis dalam hal kuantitas dan kualitasnya. Tujuannya pengenalan
accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besarpada
organisasi pemerintah dan meningkatkan efisinsi dan efektifitas. Sementara itu,
beberapa Negara Uni Eropa lainnya masih mengendalikan pengeluarannya dengan
menggunakan cash basis.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa reformasi ke arah accrual basis ternyata
tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus yang terjadi di Italia,
pengenalan terhadap accrual basis
memberikan kotribusi yang kurang signifikan terhadap transparasi, efisiensi,
dan efektifitas organisasi publik di Negara tersbut. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor
sosiologi Negara tersebut.[4]
Perubahan dari cash basis ke
accrual basis memang tidak dapat dilakukan secara
terburu – buru.
BAB III
KESIMPULAN
Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah
pemberian laporan keuanga kepada pihak ekternal organisasi. Dimensi kualitas
laporan keuangan sektor public menjadi sangat penting bagi pihak – pihak yang
menjadikan laporan keuangan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan ekonomi,
social, dan politik. Namun demikian untuk menghasilkan laporan keuangan sektor
public yang relevan dan handal terdapat beberapa fokus penting di dalam
sistem akuntansi yaitu bagimana karakteristik keuangan dan laporan keuangan,
basis dan dasar akuntansi.
Pada dasarnya terdapat beberapa teknik akuntansi
keuangan yang dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik untuk memfasilitasi
dihasilkannya laporan keuangan. Teknik
akuntansi keuangan tersebut akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi
kas, akuntansi akrual, dan akuntansi dana. Masing – masing teknik akuntansi
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dan sebenarnya di antara kelima
teknik tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Dalam berbagai teknik akuntansi tersebut terdapat perbedaan proses maupun
cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan akuntansi sektor publik.
Teknik akuntansi keuangan yang cukup mudah dan
sederhana serta banyak digunakan adalah akuntansi kas. Akan tetapi, seiring
dengan adanya reformasi sektor publik, terjadi pula pergeseran dari sistem
akuntansi kas menjadi sistem akuntansi akrual atau akrual modifikasian.
DAFTAR PUSTAKA
Nordiawan, Deddi,’’ akuntansi sektor publik’’, salemba
empat, jakarta 2008.
.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut