Selasa, 18 Desember 2012

cerpen : salah kah part 1


Sore menjelang malam, jam dinding menunjukan waktu adzan maghrib. wajah kecemasan menghiasai rina yang sejak tadi bolak balik menatap pintu dan gagang telphone.
‘’krekk..’’ pintu terbuka,
Wajah rina semringah menyangka arini yang berada di balik pintu tersebut, ia menghampiri pintu tergesa-gesa.
‘’huffh..’’ wajah rina menekuk kembali saat yang dilihatnya bukan arini, melainkan suaminya yang baru saja pulang dari kantor.
Melihat wajah rina yang terlihat cemas dan tidak seperti biasanya, herman membuka percakapan. Menanyakan apa yang terjadi kepada istrinya.
‘’ ada apa sih ma??’’  
‘’ itu pah, arini kok belum pulang juga ya...’’  rina mengigit jarinya,sambil  mondar mandir di ruang tamu, menunggu anaknya pulang. Berkali-kali ia mencoba menghubungi handphone arini, tapi tidak pernah ada jawaban.
‘’ yasudah ma, biarin aja.. mungkin dia lagi main sama temennya..’’ herman  mencoba melunakan rasa cemas rina. Ia nampak sibuk membuka kancing baju kemeja nya sendiri.
‘’ papa gimana sih, dia kan anak perempuan .. jam segini harusnya sudah ada di rumah..’’
‘’ahh  dia urusan mu!! Papa capek....’’ tanpa ada perasaan was-was herman cuek saja mendengar keluhan istrinya, ia menuju kamar dengan langkah santainya.
Sementara itu,arini sedang berada di suatu tempat yang begitu sunyi, udara yang cukup dingin dan pemandangan yang begitu indah. ia duduk manis disebuah akar pohon dekat danau indah yang ia nikmati pemandangan tersebut. Saat malam pun tiba ia masih setia duduk di tempat itu.
Suara handphone nya berdering terus menerus, tampak sesekali ia menoleh ke arah layar handphone nya, tapi ia tak menghiraukan sekalipun.
Sebuah sms masuk ke inbox handphone nya, arini meraih nya .
Dimaz .’’ rin, maafin gue.. gue janji bakal tanggung jawab ‘’
’huuuffhh.., sudah berapa kali kau mengatakan nya, tapi kau tak pernah menunjukan diri padaku.. kau dimana???..’’
Arini terpejam dalam lamunan nya, air mata tak terasa sudah membanjiri wajah cantiknya.
Ia kembali mengingat kejadian yang menyesakan bathin nya.. mengenang kembali suatu kejadian pahit yang menimpanya 2 bulan yang lalu.
Saat itu, arini bersama dimaz sedang berada dalam kehangatan cinta yang begitu mengasyikan, pergi ke diskotik, jalan-jalan di mall dan berakhir ke kos2an dimaz.
Hujan yang mengguyur deras kos2an dimaz membuat arini harus berdiam diri di tempat itu, berdua tanpa ada orang lain. Sehingga kejadian memalukan pun terjadi. Hal yang sangat dilarang oleh agama dan norma. Yaa... semua itu terjadi begitu saja.
‘’ dimaz, jangan tinggalkan aku..’’
Arini berada dalam pelukan dimaz, menyatakan penyesalannya terhadap sesuatu yang terjadi pada mereka berdua.
‘’ sudahlah sayang, semua ini sudah terjadi.. kamu menikmatinya bukan?? ‘’
seorang playaboy kelas kakap, pemain wanita.. perayu dan penggoda.. itulah sekiranya hal yang didapati dari sosok bernama dimaz. Dimaz memang mempunyai pesona maut bagi kaum wanita. Ia cerdas dan tampan idola bagi teman-teman cewe di sekolahnya. Bagi arini dimaz bukanlah orang yang suka menyakiti hati wanita, arini mengagumi kelembutan sikap dimaz padanya.
Perkenalan mereka bermula dari sebuah sapu tangan milik dimaz.
Arini adalah sosok wanita pendiam, berparas cantik dan baik hati.
Disaat arini menangis karena sosok pria yang mencintainya pada akhirnya meninggalkannya begitu saja, karena perselingkuhan yang dilakuan sang pacar.dimaz hadir menghiburnya dan memalut tangisnya dengan sapu tangan milik dimaz. dari situlah terjadi simpatik rasa arini kepada dimaz.


bersambung............



Tidak ada komentar:

Posting Komentar