Sore menjelang malam, jam dinding menunjukan waktu adzan
maghrib. wajah kecemasan menghiasai rina yang sejak tadi bolak balik menatap
pintu dan gagang telphone.
‘’krekk..’’ pintu terbuka,
Wajah rina semringah menyangka arini yang berada di balik
pintu tersebut, ia menghampiri pintu tergesa-gesa.
‘’huffh..’’ wajah rina menekuk kembali saat yang dilihatnya
bukan arini, melainkan suaminya yang baru saja pulang dari kantor.
Melihat wajah rina yang terlihat cemas dan tidak seperti
biasanya, herman membuka percakapan. Menanyakan apa yang terjadi kepada
istrinya.
‘’ ada apa sih ma??’’
‘’ itu pah, arini kok belum pulang juga ya...’’ rina mengigit jarinya,sambil mondar mandir di ruang tamu, menunggu anaknya
pulang. Berkali-kali ia mencoba menghubungi handphone arini, tapi tidak pernah
ada jawaban.
‘’ yasudah ma, biarin aja.. mungkin dia lagi main sama
temennya..’’ herman mencoba melunakan
rasa cemas rina. Ia nampak sibuk membuka kancing baju kemeja nya sendiri.
‘’ papa gimana sih, dia kan anak perempuan .. jam segini
harusnya sudah ada di rumah..’’
‘’ahh dia urusan mu!!
Papa capek....’’ tanpa ada perasaan was-was herman cuek saja mendengar keluhan
istrinya, ia menuju kamar dengan langkah santainya.
Sementara itu,arini sedang berada di suatu tempat yang begitu
sunyi, udara yang cukup dingin dan pemandangan yang begitu indah. ia duduk
manis disebuah akar pohon dekat danau indah yang ia nikmati pemandangan
tersebut. Saat malam pun tiba ia masih setia duduk di tempat itu.
Suara handphone nya berdering terus menerus, tampak sesekali
ia menoleh ke arah layar handphone nya, tapi ia tak menghiraukan sekalipun.
Sebuah sms masuk ke inbox handphone nya, arini meraih nya .
Dimaz .’’ rin, maafin gue.. gue janji bakal tanggung jawab
‘’
‘’huuuffhh.., sudah berapa kali kau mengatakan nya, tapi
kau tak pernah menunjukan diri padaku.. kau dimana???..’’
Arini terpejam dalam lamunan nya, air mata tak terasa sudah
membanjiri wajah cantiknya.
Ia kembali mengingat kejadian yang menyesakan bathin nya..
mengenang kembali suatu kejadian pahit yang menimpanya 2 bulan yang lalu.
Saat itu, arini bersama dimaz sedang berada dalam kehangatan
cinta yang begitu mengasyikan, pergi ke diskotik, jalan-jalan di mall dan
berakhir ke kos2an dimaz.
Hujan yang mengguyur deras kos2an dimaz membuat arini harus
berdiam diri di tempat itu, berdua tanpa ada orang lain. Sehingga kejadian
memalukan pun terjadi. Hal yang sangat dilarang oleh agama dan norma. Yaa...
semua itu terjadi begitu saja.
‘’ dimaz, jangan tinggalkan aku..’’
Arini berada dalam pelukan dimaz, menyatakan penyesalannya
terhadap sesuatu yang terjadi pada mereka berdua.
‘’ sudahlah sayang, semua ini sudah terjadi.. kamu
menikmatinya bukan?? ‘’
seorang playaboy kelas kakap, pemain wanita.. perayu dan
penggoda.. itulah sekiranya hal yang didapati dari sosok bernama dimaz. Dimaz
memang mempunyai pesona maut bagi kaum wanita. Ia cerdas dan tampan idola bagi
teman-teman cewe di sekolahnya. Bagi arini dimaz bukanlah orang yang suka
menyakiti hati wanita, arini mengagumi kelembutan sikap dimaz padanya.
Perkenalan mereka bermula dari sebuah sapu tangan milik
dimaz.
Arini adalah sosok wanita pendiam, berparas cantik dan baik
hati.
Disaat arini menangis karena sosok pria yang mencintainya
pada akhirnya meninggalkannya begitu saja, karena perselingkuhan yang dilakuan
sang pacar.dimaz hadir menghiburnya dan memalut tangisnya dengan sapu tangan milik dimaz. dari situlah terjadi simpatik rasa arini kepada dimaz.
bersambung............
bersambung............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar